Rabu, 09 Mei 2012


Lebih Lengkap Tentang Salak Pondoh

Salak Pondoh Super
Tanaman salak pondoh termasuk dalam kelompok tanaman Palmae yang tumbuh berumpun dan umumnya tumbuh berkelompok. Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesia. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana(Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi. Klasifikasi dari buah salak dapat dilihat berikut (Widji Anarsis, 1996) :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Palmales
Suku : Palmae
Marga : Salacca
Jenis : Salacca edulis Reinw.

Tanaman salak termasuk suku pinang-pinangan, ordo Spadiceflorae, famili Palmaceae dengan beberapa spesies Salacca conferta, Salacca adulis, Salacca affinis, Salacca globoscans, dan Salacca wulliciana(Sudibyo, 1974). Menurut Suter (1988), panjang buah salak berkisar antara 4,46-6,13 cm, diameter 4,28-5,67 cm, dan berat buah berkisar antara 34,79-83,47 g. Variasi panjang, diameter, dan berat buah salak dipengaruhi oleh kultivar serta letak buah salak pada tandannya.
Tanaman salak pondoh merupakan tanaman berumah dua, sehingga dapat diketemukan tanaman jantan dan tanaman betina. Bunga jantan tersusun seperti genteng, bertangkai dan berwarna coklat kemerah-merahan. Sedangkan bunga betina tersusun dari 1-3 bulir, bertangkai panjang dan mekar sekitar 1-3 hari. Perakaran salak pondoh terdiri dari akar serabut, yang sebagian besar berada di dalam tanah dan sebagian lagi muncul dipermukaan tanah. Perkembangan akar salak pondoh dipengaruhi oleh cara pengolahan tanah, pemupukan, tekstur tanah, sifat fisik dan kimia tanah, air tanah, lapisan bawah tanah, dan lain-lain. Sedangkan batang salak pondoh termasuk pendek dan hampir tidak kelihatan secara jelas, karena selain ruas-ruasnya padat juga tertutup oleh pelepah daun yang tumbuhnya memanjang (Hieronymus Budi Santoso, 1990).
Kriteria buah yang sudah siap dipanan dapat ditentukan melalui umur buah atau dengan memperhatikan penampakan buah. Umur panan buah salak pondoh adalah sekitar 5,5-6 bulan, sedangkan bila melihat dari penampakan buahnya, salak pondoh yang siap dipanen memiliki warna kulit buah bersih dan mengilap, bila dipegang terasa empuk dan kulitnya tidak keras serta beraroma khas (Widji Anarsis, 1996).
Buah salak terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit buah, daging buah yang diselubungi selaput tipis dan biji. Setiap buah salak pondoh memiliki satu biji, berwarna coklat kehitam-hitaman, keras, dan pada biji terdapat sisi cembung dan sisi datar (Hieronymus Budi Santoso, 1990).
Buah salak pondoh muda rasanya manis dan ggurih, sedangkan buah salak pondoh tua rasanya manis, gurih, dan masir. Ketebalan daging buahnya antara 0,8 cm sampai 1,5 cm, dan warna daging buahnya putih kapur (Rahmat Rukmana, 1999). Sedangkan kanduingan gizi buah salak pondoh dalam tiap 100 gram buah salak segar menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan (1981), dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.1. Kandungan Gizi Buah Salak Per 100 gram Buah
No
Kandungan gizi
Proporsi
1
Kalori
77 kal
2
Protein
0,40 g
3
Karbohidrat
20,90 g
4
Kalsium
28,00 mg
5
Fosfor
18,00 mg
6
Zat besi
4,20 mg
7
Vitamin B
0,04 mg
8
Vitamin C
2,00 mg
9
Air
78,00 mg
10
Bagian yang dimakan
50%
Jika dilihat dari tabel diatas, maka dapat dikatakan buah salak pondoh merupakan salah satu sumber karbohidrat alami, disebabkan kandungan karbohidaratnya yang mencapai 20,90 gram per 100 gram buah.
Salak (Salacca edullis, REINW) merupakan tanaman asli Indonesia, termasuk ordo Spadiciflorde, family Palmae (Pinag-pinangan) (Santoso, 1990). Tanaman salak termasuk tanaman yang tidak berbatang sejati, berumah dua, berakar serabut, berbatang keras tetapi tidak mudah rebah. Tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian antara 0-700 meter diatas permukaan laut pada tanah yang subur dan gembur (Osche, dkk., 1961).
Tanaman salak berakar serabut menjalar mendatar di bawah permukaan tanah, dalam penyebarannya tidak luas, dangkal dan mudah rusak jika terkena air yan gberlebihan. Di tanah yang tergenang air, akar tanaman salak akan sulit berhapus dan lama-kelamaan akan membusuk. Batang tanaman pendek dan hamper tidak kelihatan karena selain ruasnya padat juga tertutup oleh pelepah yang tersusun rapat. Daun salak tersusun roset berbentuk pedang, pangkal daun menyempit dan cembung pada bagian dibawah dan tepi daun berduri tajam (Anonim, 1992).
Tahap pengembangan buah meliputi periode pendek pembelahan sel, periode panjang pembesaran sel, diikutidengan penuaan sel (maturity), selanjutnya adalah periode pemasakan (rippening) , dan akhirnya periode sanesence. Buah salak yang telah tua ditandai dengan sifat-sifat umum, seperti bentuk sisik semakin melebar, berkilat dan mudah dikupas, warna daging buah tidak pucat dengan biji yan gkeras berwarna coklat tua. Buah salak yang sudah tua ketika di pohon ditandai dengan tandan yang merunduk dan jika tandan digrak-gerakkan ada1-2 bauh salak yang jatuh maka keadaan ini menunjukkan bahwa buah salak siap dipanen (Anggrahini dan Suwedo, 1987).
Di Indonesia terdapat beragam jenis salak yang umumnya dikenal nama masing-masing daerah tempat salak tersebut ditanam, seperti salak bali, pondoh, condet, Padang Sinempuan, Manonjaya, Madura, Ambaraw, Kersikan, Swaru, dan lain-lain. Diantara berbagai jenis salak tersebut, yang memiliki prospek dan nilai komersial paling tinggi adalah salak podoh dan salak bali (Surachmat Kusumo, dkk. 1995).
Mengenai nama salak pondoh Budi Santoso (1990), memiliki pendapat berbeda, menurutnya meskipun salak pondoh tersebut belum jelas siapakah yang pertama kali memberikan nama tersebut, namun kata “pondoh” itu sendiri berarti bunga kelapa yang kalau dicicipi rasanya manis.
Buah salak pondoh yang ada di Kabupaten Sleman, daerah Istimewa Yogyakarta ada tiga jenis, yaitu Pondoh Hitam, Pondoh Super, dan Pondoh Manggala yang memiliki kulit bersisik yang tersusun rapi seperti genteng dan berduri halus serta biji berwarna coklat kehitaman. Warna kulit maupun warna daging buah dari ketiga jenis salak pondoh tersebut berbeda-beda, Salak Pondoh Hitam memiliki warna kulit buah hitam kelam dan aging buah berwarna putih susu, kulit buah Salak Pondoh Super berwarna coklat kekuningan dan daging buahnya berwarna coklat kekuningan, serta Salak Pondoh Manggala memiliki kulit buah berwarna coklat kekuningan dan sisik pada bagian pangkal kulit buah tersusun membentuk lorek (ada warna putih diantara sisik) serat daging buahnya berwarna putih susu (Djafaar, dkk., 1998).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar