Rabu, 09 Mei 2012

SALAK PONDOH KHAS YOGYAKARTA


Berbicara tentang produksi perkebunan di Yogyakarta, tentu tidak lengkap jika tidak membahas buah salak pondoh. Sebagai komoditas khas dari Yogyakarta, salak pondoh cukup dikenal di hampir seluruh wilayah Indonesia dan Negara-negara lainnya. Hal tersebut disebabkan karena salak pondoh memiliki rasa yang enak dan manis, memiliki kandungan air yang cukup tinggi, serta dapat dinikmati tanpa menunggu masak terlebih dahulu.
Sentra penanaman salak pondoh di kabupaten Sleman terdapat di tiga Kecamatan, yaitu Turi, Tempel dan Pakem. Daerah tersebut nota bene merupakan area lereng gunung Merapi. Setiap beraktivitas, gunung Merapi kerap mengeluarkan debu vulkanik, dan kemudian debu itu tersiram ke daerah lereng, terutama daerah yang berada dalam ketiga kecamatan tersebut. Berdasarkan penelitian yang pernah ada, debu vulkanik Merapi dipercaya dapat menyuburkan tanah dan tanaman, sebab mengandung unsur hara yang sangat tinggi. Mungkin hal inilah yang membuat tanah di lereng Merapi menjadi begitu subur hingga dapat menghasilkan buah salak yang begitu berkualitas, dengan rasa manis yang sangat pas, segar, dan khas.
Perkebunan salak pondoh selain efektif untuk untuk pelestarian konservasi tanah dan air, juga menjadi salah satu obyek agrowisata yang mengangkat nama kabupaten Sleman. Sejak komoditas ini booming pada awal tahun 1990, para petani memantapkan diri untuk menanam salak pondoh, dan akhirnya mengakibatkan terjadinya peralihan pemanfaatan lahan dari lahan sawah menjadi lahan salak pondoh. Luasnya area yang ditanami salak pondoh serta suasana perkebunan yang begitu asri dan lestari, telah membuat Sleman menjadi objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Tahun 1999, produksi buah ini di Yogyakarta meningkat 100% dalam lima tahun, yaitu mencapai 28.666 ton. Gambaran produksi itu jelas memperlihatkan lonjakan pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal produksi salak di seluruh Jawa sampai tahun 1980an diperkirakan hanya berkisar antara 7.000 – 50.000 ton, dengan wilayah Jawa Barat menyumbang kurang lebih setengah dari jumlah itu. Pada tahun 2000an, salak pondoh benar-benar telah menjadi sebuah fenomena di Yogyakarta.
Salak pondoh sendiri ada bermacam-macam lagi variannya. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah pondoh super, pondoh hitam, pondoh gading, pondoh nglumut yang berukuran besar, dan lain-lain.
(Ditter, berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar